5 bulan sudah berlalu sejak pertama kali pemerintah mengumumkan bahaya COVID-19 sebagai sebuah pandemi. Tanpa kita sadari, pandemi yang berkepanjangan ini memang menciptakan situasi sosial yang tidak biasa. Ke manapun kita pergi, terdengar dengungan pentingnya mentaati protokol kesehatan. Bahkan, diam di dalam rumah pun, kita masih mendapatkan informasi yang konstan mengenai perkembangan penyebaran new corona virus ini, beserta protokol kesehatan yang dibuat untuk membiasakan kita hidup berdampingan dengannya. Di sisi lain, dokter, suster, dan tenaga medis lainnya terpaksa bekerja dalam double shift, triple shift, atau bahkan sampai tidak pulang dari rumah sakit tempatnya bertugas demi memastikan lancarnya penanggulangan COVID-19. Lantas, menyadari pengorbanan tenaga medis di garda depan tersebut, apakah kita masih tetap taat mengikuti anjuran pemerintah hingga sekarang? Normalkah jika kita mulai merasa jenuh dan perlahan mulai melonggarkan kewaspadaan kita? Bagaimana caranya agar kita terhindar dari gejala caution fatigue seperti ini?
Di masa pandemi yang menuntut kewaspadaan penuh seperti sekarang ini, ada bagian otak kita yang sedang lelah menjaga respon fight or flight, yaitu Amygdala. Informasi yang masuk secara bertubi-tubi itu bagaikan alarm yang terlalu sering berbunyi. Prof. Golan pernah berkata, “Caution fatigue can result from a decreased sensitivity to repeated warnings.” Sehingga adalah sebuah hal yang normal jika safety behavior kita mengendur karena pleasure nerves mulai bekerja. Namun, apakah ini hal yang benar jika dibiarkan terus menerus? Tentu tidak. Agar mampu beradaptasi dengan ancaman di luar rumah, kita harus mulai beralih dari mindset bertahan menuju mindset hidup sehat. Berikut adalah beberapa cara yang dapat digunakan agar terhindar dari gejala caution fatigue:
- Menemukan passion serta mengintegrasikan antara pekerjaan dan kehidupan agar menemukan keseimbangan. Mengapa hal ini penting? Jika jiwa Anda sudah terpenuhi kebutuhannya, akan lebih mudah untuk menjalani langkah selanjutnya.
- Menjaga hubungan baik dengan diri sendiri dan orang lain. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa social distancing mengubah cara kita berinteraksi. Tidak ada lagi interaksi tatap muka, yang ada adalah komunikasi virtual yang seakan tidak kenal waktu. Jika kita tidak mampu untuk mengaturnya dengan baik, lama-lama hal ini akan berimbas terhadap hubungan dengan diri kita sendiri. Berapa orang dari kita yang merasa bahwa WFH menjadikan waktu istirahat berkurang dan batas waktu menjadi kabur? Ingat, kita tidak dapat mengatur orang lain, yang bisa kita atur adalah bagaimana diri kita menghadapi stimulus dari lingkungan.
- Membentuk mental yang fokus dan memiliki daya lenting yang tinggi. Tidak boleh keluar rumah dan terjebak dalam rutinitas memang rawan membuat motivasi seseorang mengendur. Bisnis yang menurun, ekonomi yang melemah, semuanya itu merupakan salah satu faktor yang mampu mempengaruhi keadaan mental seseorang. Lantas, apakah kita memilih diam dan menyerah begitu saja? Ingatlah bahwa ini adalah hidup kita, dan kita yang memegang kendali penuh atas jalan yang dihadapi. Masa pandemi ini adalah saat di mana daya lenting seseorang sangat diperlukan agar mampu bangkit dan menjalankan hidup dengan lebih baik.
- Tidur dan makan yang cukup. Memastikan kebutuhan mental kita terpenuhi saja tentunya tidak cukup. Ibaratnya sebuah mobil, manusia pun memerlukan bahan bakar agar mampu terus berjalan. Saat bahan bakar sudah terpenuhi pun, mesin masih butuh berhenti saat diperlukan agar tidak kepanasan. Maka dari itu, kita tetap harus menyadari pentingnya asupan gizi dan waktu istirahat yang cukup.
- Tetap aktif dan berolahraga. Bagaimana jika semua hal di atas telah dijalani? Maka jangan lupa tetap aktif dan berolahraga seperti anjuran dokter. Jika Anda belum pernah berolahraga, mulailah dengan intensitas ringan dan perlahan meningkat sesuai dengan kemampuan. Ingat, dengarkan apa kata tubuh kita. Hal yang paling penting adalah progress peningkatan ketahanan tubuh masing-masing, bukan kompetisi dengan orang lain. Jangan lupa untuk menggunakan masker dan menggantinya jika sudah basah oleh keringat ya! J
Fear is no longer the motivation, so you need another source of inspiration.
- Kristen Rogers -
Silakan klik di sini untuk melihat video rekaman EXPERD Webinar "Mengapa Orang Lepas Kontrol? Kiat Menjaga Kesehatan di Zona Merah” bersama Eileen Rachman & Debryna Dewi Lumanauw yang dilaksanakan via Zoom pada 30 Juni 2020 yang lalu.