was successfully added to your cart.

SEMANGAT GURU

Oleh 07 September 2018 Articles
SEMANGAT GURU

Beberapa waktu yang lalu kita terkesan oleh kunjungan Jack Ma ke Indonesia, mewakili China, tepatnya Hangzhou, sebagai kota kelahirannya yang akan menjadi tempat penyelenggaraan Asian Games 4 tahun mendatang.

Memang beliau dikenal sebagai salah seorang terkaya di dunia. Namun, sekarang, namanya justru semakin menjulang sebagai inspirator karena ungkapan-ungkapannya dalam berbagai forum, mulai dari insight perjuangan hidupnya mencapai sukses hingga yang akhir-akhir ini banyak dikutip mengenai LQ (Love Quotient). Kesuksesannya pun menambah kredibilitas ajaran-ajarannya itu. Bila kita telaah riwayatnya, ternyata Jack Ma pernah menjadi seorang guru. Dan, ia menjadi guru juga karena terinspirasi oleh gurunya.

Tokoh sukses lain, yaitu Bill Gates juga merupakan sumber inspirasi banyak orang. Siapakah yang tidak termotivasi mendengar pidatonya ataupun membaca riwayat hidupnya? Ketika ditanya siapakah yang membentuk dirinya sehingga menjadi pebisnis milyarder seperti sekarang ini, dengan mantap, Bill Gates menjawab: guru-gurunya. Ia merasa beruntung memiliki guru-guru yang merupakan sumber inspirasinya. Bahkan, ada juga pustakawan di perpustakaan sekolah, yang selain membuat ia menyukai pelajaran, juga menantangnya untuk selalu menjadi yang terbaik dan berprestasi lebih. They helped make me the person I am today. Demikian diungkapkan co-founder Microsoft itu.

Kita lihat betapa penting peranan guru dalam membangun pribadi muridnya. Guru sebetulnya memang tidak sekedar memberikan ilmu pengetahuan. Guru yang baik memberi keyakinan pada muridnya bagaimana pendidikan memang relevan sebagai bekal hidupnya menghadapi masa depan. Dalam benak Bill Gates, masih terngiang kata-kata gurunya, “Anda bisa menjadi time traveller dan membayangkan diri anda pergi ke universitas ternama….”.  Sebuah kalimat sederhana yang terpatri dalam benaknya dan menjadi sumber motivasinya.

Guru, si pengubah kehidupan

Ternyata cerita mengenai jasa guru dalam perkembangan hidup individu tidak terbatas. Kesemuanya menggambarkan hubungan yang erat antara guru dan muridnya. Banyak orang yang menjadikan guru sebagai role modelnya. Dan, idealnya, hubungan ini tidak hanya membuahkan pengayaan akademis. Guru yang baik membangun koneksi dengan muridnya, menjangkau mereka pada tingkat kedalaman yang berbeda-beda dan mengupayakan kesejahteraan jiwa anak didiknya, baik di dalam kelas maupun pada kehidupan pribadinya di luar sekolah. Guru mengajarkan life skills kepada muridnya sesuai dengan tingkat kedewasaan dan usianya.

Ini bukan berarti bahwa setiap guru bertanggung jawab mengubah kehidupan murid secara menyeluruh. Keluarga tetaplah memegang peranan utama. Namun, guru dapat memberikan dorongan kecil untuk membuat muridnya melakukan lompatan prestasi. Namun, ada juga murid yang perlu dibantu dalam penyesuaian diri di lingkungan rumahnya sendiri, di mana guru di sini berfungsi sebagai teman bicara atau konselor.

Yang jelas, ada tiga hal yang pasti merupakan kunci dari suksesnya seorang guru dalam menginspirasi murid-muridnya. Pertama, pastinya adalah pendidikan. Guru yang baik bisa menghadirkan kegiatan belajar yang fun, merangsang, dan melibatkan emosi murid sehingga mereka semangat untuk berprestasi. Ada murid yang sulit berkonsentrasi dan cenderung mengambil jarak dari apa yang ia pelajari. Murid yang demikian membutuhkan perhatian ekstra sang guru. Kelas harusnya menjadi lingkungan yang menarik sehingga murid merasa tertantang dan menjangkau motivasi mereka.

Yang kedua adalah inspirasi. Teman saya senang dengan pelajaran sejarah. Guru sejarahnya membuat pelajaran sejarah seperti cerita-cerita heroik, yang terkadang tidak diakhiri dengan happy ending. Namun, inilah yang membuat teman saya, sampai saat ini tetap gemar membaca buku-buku sejarah. Guru di era sekarang malah bisa menginspirasi murid-muridnya dengan berbagai kegiatan, seperti riset-riset kecil, eksperimen, bacaan yang tidak ada batasnya sampai pada obrolan mengenai cita-cita sang anak. Murid yang terinspirasi bisa memproduksi hal-hal yang mencengangkan. Hal yang juga sering diingat murid yang sukses adalah bagaimana minat dan kecintaan mereka terhadap satu bidang yang ia tekuni sampai sukses seringkali dibidani oleh gurunya.

Yang terakhir adalah bimbingan. Kita sering menemui mahasiswa atau pelajar yang memandang sekolah sebagai hukuman sampai hampir “drop out”. Gejala ini sebetulnya menunjukkan masa kritis, ketika individu menentukan keputusan hidupnya. Di sinilah peranan guru sangat dibutuhkan untuk membimbing mereka mengubah hidup menjadi positif.

Penyebar rasa cinta

Seorang guru Bahasa Mandarin yang saya kenal, sudah berusia 75 tahun dan masih mengajar di sekolah menengah karena keahlian dan kualitas pengajarannya yang benar-benar bisa diacungi jempol. Hal yang tidak disadari semua orang adalah pengabdiannya. Ia tidak akan absen, terkecuali benar-benar sakit sehingga tidak bisa bergerak ke sekolah. Ia bahkan pernah harus berjalan kaki menyusuri rel kereta ketika banjir besar dan tidak bisa menemukan kendaraan umum pulang ke rumah. Pengabdiannya ini membawa aura yang sangat kuat terhadap murid-muridnya sehingga rumahnya senantiasa dipenuhi murid dan mantan murid ketika perayaan hari-hari besar.

Hal yang terpancar dari guru ini adalah rasa cinta. Cinta pada sekolah, cinta pada kegiatan mengajar, cinta kepada murid-muridnya sehingga muridpun merasakan kehangatan yang ada di antara mereka. Kita lihat, walaupun guru tidak meletakkan dasar-dasar nilai kehidupan muridnya karena keluarga dan orang tualah yang seharusnya bertanggung jawab, ia tetap bisa menambahkan nilai-nilai tertentu untuk dianut anak muridnya. Mereka bisa diajak untuk memperjelas purpose of life-nya. Merekapun bisa ditulari kepedulian dan rasa cinta kepada sesama. “There is something a lot greater than energy. There’s something a lot greater than entropy. What’s the greatest thing? Love”.

Tidak heran bila Jack Ma foundation mengeluarkan dana sebesar 45 juta dollar US untuk mengembangkan guru-guru di pelosok negara selama 10 tahun mendatang. Selain olahragawan, yang nampak sudah mendapat support kuat dari negara kita, kita bisa berfokus pada pengembangan kualitas guru untuk membangun SDM di Indonesia. Marilah kita menghimbau pemerintah untuk mengorganisir pesta guru se Asia.

Marilah kita dorong pemerintah untuk memberi hadiah Rp 1 miliar seorang untuk 30 guru terbaik. Marilah kita memviralkan tokoh tokoh guru terbaik beserta upayanya yang didorong oleh rasa pengabdian dan cintanya pada profesi dan pendidikan. Kita perlu mereka.

Diterbitkan di harian Kompas tanggal 8 September 2018

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi marketing@experd.com