was successfully added to your cart.

MEMBANGUN CHEMISTRY

MEMBANGUN CHEMISTRY

Chemistry dalam hubungan interpersonal adalah fenomena yang sering kita alami dalam kehidupan sehari-hari. Ada orang-orang tertentu yang semenjak awal perjumpaan sudah langsung terasa dekat di hati, terasa “klik” yang membuat kita nyaman bersama dengan mereka.

Sementara itu, ada yang sehari-hari tinggal dalam satu atap bersama keluarga sekalipun justru terasa seperti “anjing dan kucing” karena intensitas emosi yang begitu menegangkan. Dalam dunia astrologi, baik Timur maupun Barat, chemistry sering dibahas karena dianggap sangat penting dalam melanggengkan hubungan.

Astrologi China memiliki perhitungan yang kompleks dalam menentukan kecocokan pasangan berdasarkan hitungan shio sampai ke tanggal dan jam lahir. Sementara itu, astrologi Barat dengan rasi bintangnya meramalkan bintang-bintang mana yang lebih harmonis dan mana yang berpotensi menemui konflik berkepanjangan.

Chemistry yang kelihatannya sederhana ini memang sangat penting. Keluarga bisa tercerai berai akibat hilangnya chemistry. Organisasi juga tidak segan menginvestasikan dana, tenaga, dan waktunya untuk membangun chemistry di antara tim kerjanya agar dapat meningkatkan produktivitas dan mendorong inovasi.

Dalam hubungan interpersonal, chemistry dapat dianalogikan sebagai sebuah reaksi kimia. Ketika dua zat bertemu, mereka bisa menghasilkan reaksi kuat yang harmonis, seperti teh lemon madu yang selain membawa kesegaran juga menambah manfaat pada tubuh. Selain itu, justru saling menolak seperti minyak dan air yang tidak dapat bercampur secara alami.

Ketika menghadapi situasi yang tidak menyenangkan, kadar kortisol dalam tubuh akan meningkat. Tingginya kortisol dapat menghambat kemampuan kita berpikir secara inovatif, empati, kreatif, dan strategis. Sebaliknya, interaksi positif dapat merangsang oksitosin yang meningkatkan kemampuan untuk membangun empati dan hubungan mendalam dengan orang lain karena merasa aman dan nyaman.

Kita tentunya tidak bisa memilih hanya berhubungan dengan mereka yang memiliki chemistry yang cocok dengan diri kita. Di dalam tim bisa saja ada individu yang tidak menarik simpati kita. Namun, sebagai pemimpin, kita memiliki peran untuk membangun hubungan sehat yang dapat mendorong kerja sama.

Formula 7:1

Efek oksitosin juga disinyalir lebih cepat menghilang dibandingkan kortisol sehingga dibutuhkan lebih banyak interaksi positif untuk mengimbangi dampak dari satu interaksi negatif. Inilah sebabnya penelitian mengenai efektivitas umpan balik menyarankan setidaknya tiga interaksi positif untuk mengatasi satu interaksi negatif.

Beberapa penelitian lain bahkan merekomendasikan jumlah pujian yang lebih besar sekitar rasio lima banding satu atau tujuh banding satu untuk mencapai dan memelihara hubungan umpan balik yang sehat dan produktif.

Formula 7:1 ini mengingatkan pemimpin bahwa satu kritik dapat meninggalkan jejak yang lebih mendalam dibandingkan tujuh pujian sehingga penting untuk menjaga keseimbangan antara umpan balik yang membangun dan kritik negatif yang diberikan. Jaga kadar kortisol lawan bicara agar tidak meninggi dengan memberikan umpan balik bernada positif dan sedapat mungkin menggunakan pertanyaan untuk menggiring “insight” darinya.

Apresiasi anggota tim dengan selebrasi-selebrasi kecil atas pencapaian yang ada. Pendekatan “yes, and…” dalam diskusi juga akan membangkitkan semangat berinovasi ketimbang “yes, but...” yang membuat orang menutup diri. Sesi brainstorming yang efektif dan positif dapat meningkatkan kadar oksitosin dibarengi dengan adrenalin yang bertambah. 

Membangun chemistry

Dengan menyadari bahwa chemistry ini ada dan penting bagi kerja sama untuk meningkatkan produktivitas dalam organisasi, upaya kita untuk membangunnya harus lebih keras. Peran kepemimpinan yang efektif terjadi ketika seorang pemimpin menyadari bahwa setiap individu memiliki kekuatan yang penting bagi organisasi dan perlunya menciptakan lingkungan tempat mereka dapat merasa aman dan nyaman untuk berkreasi agar bisa berkontribusi lebih optimal. Kualitas budaya dalam organisasi bergantung pada kualitas hubungan antar-insan di dalamnya.

Kita sadar, kesamaan dapat menjadi landasan terbangunnya chemistry yang membuat orang mudah merasa nyaman sementara perbedaan berpotensi menimbulkan ketidaknyamanan. Bob Hogan, pendiri Hogan Assessment, menemukan ada 10 nilai yang penting bagi individu untuk meningkatkan motivasi dalam bekerja dan mendorong performa.

Nilai-nilai ini memang bersifat personal, tidak ada yang benar maupun salah. Permasalahan baru muncul ketika kita mengasumsikan orang lain memiliki nilai yang sama dengan kita dan seharusnya bisa memahami kita.

Individu yang memiliki preferensi yang kuat terhadap nilai recognition akan merasa nyaman ketika prestasinya diakui di depan umum. Namun, ketika seorang atasan yang memiliki nilai recognition tinggi menganggap semua orang seperti dirinya yang senang dipuji di depan umum, justru bisa menimbulkan ketidaknyamanan ketika ia mengelu-elukan prestasi anak buah yang memiliki nilai recognition rendah.

Pemahaman seorang pimpinan terhadap nilai-nilai yang dimiliki anggota tim dan kemampuannya untuk memberikan motivasi kepada mereka sesuai dengan nilai yang dimilikinya, akan menciptakan psychological safety bagi mereka. Individu yang memiliki nilai hedonisme yang tinggi bisa jadi terlihat seperti tidak serius dalam bekerja di mata pimpinan yang memiliki nilai hedonisme yang rendah.

Tanpa disadari, pimpinan memiliki penilaian negatif terhadapnya sehingga menciptakan jurang pembatas dalam hubungannya dengan anak buah ini. Padahal, individu yang memiliki nilai hedonisme tinggi itu bisa jadi bekerja sama kerasnya seperti yang lain, tetapi ia membutuhkan lingkungan bekerja yang fun untuk mendorong performanya.

Dialog bermakna perlu dilakukan pemimpin dengan anggota tim untuk lebih mengenal masing-masing dari mereka secara pribadi. Memahami nilai apa yang penting bagi mereka saat ini, dapat memperkecil jarak dan membangun chemistry dengan mereka sehingga tumbuh kepercayaan dan lingkungan kerja yang lebih sehat dan produktif.

Yang juga tidak boleh dilupakan adalah niat yang didasari ketulusan untuk membangun chemistry. Ini karena chemistry dirasakan oleh hati, bukan pikiran yang mungkin dapat diperdaya oleh kata-kata manis.

EXPERD   |   HR Consultant/Konsultan SDM

Diterbitkan di Harian Kompas Karier 8 Maret 2025

#experd #expert #experdconsultant #hr #hrconsultant #membangun #chemistry

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi marketing@experd.com