was successfully added to your cart.

PEMIMPIN BERACUN

Oleh 17 Februari 2025 Articles
PEMIMPIN BERACUN

Banyak tulisan yang membahas bagaimana keunggulan seorang pemimpin dapat membawa organisasinya tumbuh dan menjadi pemenang, bahkan legenda dalam bisnis. Namun, sebagaimana dalam setiap kemenangan juga ada kekalahan, di luar pemimpin-pemimpin yang hebat, juga ada pemimpin yang menyebabkan kejatuhan organisasi.

Bagaimana pemimpin dengan ambisinya yang kuat justru membangun suasana yang mencekam dalam organisasi, mematikan kehendak individu untuk bersuara dan pada akhirnya mendorong organisasi terjun bebas menuju jurang kehancuran.

Beberapa contoh dapat kita lihat dari perusahaan-perusahaan kelas dunia yang harus menelan pil pahit karena sikap pemimpinnya. Mulai dari Enron pada tahun 2000-an yang para eksekutifnya melakukan kecurangan akuntansi untuk menyembunyikan utang dan meningkatkan keuntungan.

Ada juga Wells Fargo yang menjadi berita utama pada 2016 ketika terungkap bahwa karyawannya telah membuka jutaan rekening tidak sah untuk memenuhi target penjualan yang agresif sampai Uber yang reputasinya ambruk akibat sikap pendirinya yang kasar dan kasus-kasus pelecehan seksual dalam organisasi yang menunjukkan betapa tidak sehatnya budaya organisasinya.

Volkswagen (VW) menghadapi keruntuhan akibat budaya yang dibangun mantan CEO-nya Martin Winterkorn. Winterkorn dikenal sebagai sosok obsesif terhadap detail, tidak menoleransi kesalahan, dan selalu menuntut kesempurnaan dari bawahannya.

Di balik kesuksesan besar yang ia raih bersama VW, tersembunyi budaya kerja penuh tekanan dan ketakutan yang akhirnya menyeret perusahaan dalam salah satu skandal terbesar sejarah otomotif. Pada awal tahun 2000-an, VW menghadapi tantangan besar untuk menembus pasar Amerika Serikat. Namun, kendaraan diesel mereka tidak memenuhi standar emisi ketat yang ditetapkan Environmental Protection Agency (EPA).

Bagi Winterkorn, kegagalan bukanlah pilihan. Dalam tekanan yang luar biasa untuk menjadi produsen mobil terbesar di dunia, alih-alih mencari solusi teknologi yang ramah lingkungan, tim teknis Volkswagen memilih curang. Mereka mengembangkan perangkat lunak yang dapat menipu hasil uji emisi mobil di laboratorium sehingga menunjukkan batas aman, padahal sebenarnya jauh melebihi batas legal.

Winterkorn mungkin tidak memberi perintah langsung untuk menipu regulasi, tetapi semua orang di organisasi tahu bahwa segalanya harus sesuai dengan keinginan dia. Atmosfer organisasi yang dia bangun kental dengan ketakutan akan kegagalan, membuat kecurangan menjadi satu-satunya opsi yang dirasa aman bagi tim.

Ia menciptakan budaya tatkala kesalahan kecil dianggap sebagai dosa besar. Akibatnya, karyawan lebih memilih menyembunyikan masalah daripada menghadapinya secara terbuka. Perfeksionisme yang ditekankan secara obsesif dan penuh kekerasan menjadi destruktif.

Ini tak sekadar isu tentang penyalahgunaan teknologi, tetapi juga bagaimana atmosfer beracun dari seorang pemimpin dapat menghancurkan organisasi dari dalam. Ambisi yang tidak terbatas, membuat seluruh insan dalam organisasi hanya berfokus mencari cara untuk memuaskannya. Bayangkan, perusahaan legendaris yang begitu berjaya pada zamannya, hancur karena ambisi seorang CEO yang tidak realistis.

Identifikasi pemimpin beracun

Pemimpin beracun bisa jadi dikenal sebagai individu yang berprestasi karena mereka biasanya adalah orang-orang yang fokus pada hasil dan berupaya melakukan segala cara untuk memastikan tujuannya tercapai. Namun, fokus mereka bersifat jangka pendek, tidak memikirkan keberlangsungan organisasi pada masa mendatang dengan membangun tim yang kuat.

Tidak jarang pemimpin yang beracun ini juga memiliki kepribadian narsistik, menganggap dirinya sebagai poros organisasi yang membawa organisasi mencapai kejayaannya, menganggap rendah kontribusi serta kompetensi orang lain, dan intoleran terhadap kesalahan. Mereka mengira dirinya adalah inspirasi bagi bawahannya.

Dengan otoritas yang dimilikinya, banyak pemimpin beracun yang memelihara jaringan informal dengan tujuan untuk mengawasi dan mengendalikan arus informasi dalam organisasi. Biasanya, pemimpin seperti ini dikelilingi oleh mereka yang berprilaku “asal bos senang”, sementara yang menentang kebijakannya akan diintimidasi, diisolasi, dan dipangkas kewenangannya. Akibatnya, hanya sedikit orang yang berani berbicara jujur, apalagi menjadi pembawa berita buruk.

Kesamaan dari semua kasus kepemimpinan beracun ini adalah kerusakan yang ditimbulkannya terhadap kepercayaan publik dan moral tim. Bayangkan bila hal ini terjadi pada pemimpin bangsa, tidakkah kepercayaan dunia terhadap seluruh negara pun akan runtuh?

Menghadapi pemimpin beracun

Berada di bawah kepemimpinan seperti ini, kita sering dibuat merasa kecil, tidak berenergi karena dibayang-bayangi ketakutan akan kesalahan. Ada kecenderungan menyalahkan diri sendiri ketika terjadi sesuatu yang buruk, padahal tidak selalu kita penyebabnya. Jadi, menyadari bahwa masalah ini bukanlah kesalahan pribadi adalah langkah pertama untuk bertahan.

Mengundurkan diri bisa jadi bukan pilihan mengingat mendapatkan pekerjaan baru juga menjadi tantangan tersendiri. Untuk tetap bertahan, kita bisa berupaya agar tidak terjebak pada permainan psikologis pemimpin seperti ini. Menjaga jarak adalah pilihan bijaksana. Melakukan dokumentasi terkait dengan perilaku-perilaku tidak etis juga bisa membuat kita berpikir dengan kepala dingin dan menghindari keterlibatan emosional.

Adanya support system yang kuat dapat membantu kita kuat menghadapi lingkungan kerja yang beracun agar dapat saling berbagi perasaan dan memberikan dukungan. Marah atau mengkritik hanya akan memperburuk keadaan. Daripada mengeluh, habiskan waktu untuk berpikir strategis. Mulailah dari yang kecil. Jika dapat membuat satu atau dua perubahan kecil dalam situasi yang ada, kemungkinan besar kita akan berhasil menjaga diri tetap kuat.

Berlatih untuk memimpin orang lain dengan cara yang tenang dan rendah hati, terlepas dari gaya kepemimpinan beracun di sekitar kita, dapat meminimalkan dampak negatif terhadap organisasi. Kita akan bertumbuh dalam kebijaksanaan dan keterampilan dalam menghadapi kesulitan dengan belajar bagaimana menegosiasikan situasi sulit, tanpa membiarkan siapa pun merusak upaya kepemimpinan kita. Kepemimpinan yang sejati adalah tentang melayani, bukan sekadar mengendalikan.

EXPERD   |   HR Consultant/Konsultan SDM

Diterbitkan di Harian Kompas Karier 15 Februari 2025 

#experd #expert #experdconsultant #hr #hrconsultant #pemimpin #beracun

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi marketing@experd.com