Pada 14 Agustus 2020 yang lalu, EXPERD mengadakan Free Webinar "Utilizing Personality Test in Assessment Center” & “COVID-19 and The Dark Side of Personality” bersama Linawaty Mustopoh (Partner at EXPERD Consultant) & Krista Pederson (Director of Asia Pacific Business Development at HOGAN Assessment).
Webinar ini membahas tentang kegiatan asesmen yang kerapkali digunakan oleh institusi untuk kebutuhan seperti selection, promotion, talent pool, development, dan feedback assessment. Di EXPERD, tujuan dari assessment center adalah untuk menggali berbagai aspek, baik yang terlihat langsung seperti kemampuan teknis dan yang tidak terlihat langsung seperti values dan personality. Kombinasi berbagai metode assessment center seperti in-tray exercise, leaderless group discussion, dan behavioral interview, berfungsi untuk memberikan gambaran utuh terkait perilaku nyata yang menggambarkan kompetensi individu. Dengan menambahkan personality test, diharapkan dapat menggambarkan faktor trait dan underlying value yang berpengaruh terhadap perilaku seseorang.
Salah satu personality test yang biasa digunakan oleh EXPERD adalah Hogan Assessment System. Terdapat tiga inventori utama dari Hogan, yaitu Hogan Personality Inventory (HPI), Hogan Development System (HDS), dan Motives, Values, Preferences Inventory (MVPI). HPI sendiri mencakup 7 skala yang mengukur the bright side of personality atau karakteristik seperti apa yang dimiliki oleh individu pada kondisi normal. Misalnya, individu dengan Ambition tinggi memiliki karekteristik target-oriented dan menyenangi kompetisi. HDS terdiri dari 11 skala yang mengukur the dark side of personality atau faktor-faktor yang mungkin muncul pada saat individu menghadapi tekanan. Misalnya, individu dengan skor Bold tinggi memiliki kepercayaan diri tinggi dan cenderung arogan atau merasa tidak membutuhkan orang lain. Terakhir, MVPI terdiri dari 10 skala yang mengukur lingkungan kerja seperti apa yang dapat mendorong individu untuk mengeluarkan performa terbaiknya. Misalnya, individu dengan Power tinggi adalah mereka yang senang berada di lingkungan yang memfasilitasi mereka untuk melakukan pengambilan keputusan.
Dengan melihat kombinasi hasil assessment center dan data Hogan, EXPERD menemukan bahwa profil kepribadian yang berbeda dapat mendukung kesuksesan individu di perusahaan dengan culture dan tuntutan yang juga berbeda. Contohnya saja, ditemukan bahwa individu yang kompeten di perusahaan financial regulator adalah individu yang meminimalisasi risiko dalam mengambil keputusan (low Mischievous). Sebaliknya di perusahaan Financial Technology, individu dituntut untuk berani mengambil risiko (high Mischievous). Diketahui pula bahwa menambahkan data tes kepribadian dalam asesmen dapat meningkatkan kemampuan prediktif terhadap performa aktual individu di pekerjaannya sebagaimana yang dinilai oleh atasan. Dengan demikian, tes kepribadian seperti Hogan menjadi suatu alat yang penting untuk memperkaya asesmen terkait kinerja seorang individu.
Secara lebih spesifik, webinar kali ini juga membahas mengenai COVID-19 and the Dark Side of Personality. Pada masa pandemi COVID-19 seperti sekarang ini, struktur pekerjaan mengalami perubahan karena adanya keterbatasan untuk bekerja secara tatap muka. Hal tersebut, dan berbagai perubahan lain yang terjadi, menjadi tantangan stressful yang perlu dihadapi semua orang. Hal iniadalah sebuah kondisi yang dapat mendorong munculnya the dark side of personality (HDS).
Berdasarkan profil HDS yang dimiliki, dalam menghadapi situasi stressful individu mungkin memiliki kecenderungan untuk moving away from people (misalnya individu dengan Skeptical tinggi cenderung kurang percaya dengan kinerja timnya), moving against people (misalnya saja individu dengan Bold tinggi cenderung bersikap arogan dan merasa mampu menyelesaikan masalah tanpa bantuan tim), atau moving towards people (misalnya saja individu dengan Dutiful tinggi cenderung selalu mengiyakan perintah atasan sehingga memberatkan rekan kerja dan bawahannya).
Penting bagi Anda untuk mengingat bahwa pandemi COVID-19 adalah masa-masa yang sulit untuk semua orang dan merupakan kondisi ‘ideal’ yang dapat mengeluarkan berbagai tingkah laku buruk dari tiap individu. Pemimpin yang baik, dalam hal ini, adalah mereka yang memiliki awareness terhadap kekurangan diri dan timnya, salah satunya berdasarkan data yang diperoleh dari tes kepribadian seperti Hogan. Awareness inilah yang kemudian dapat dijadikan dasar untuk melakukan pengembangan diri dan tim dengan menerapkan berbagai strategi yang sesuai berdasarkan profil risiko yang ada.
“The problem is not that we have the dark side, but what we can do about it” - Krista Pederson