Rasa haru tak bisa ditahan mengenang momen-momen di mana kita mendengar berita ’
Sayangnya, predikat nomor satu mulai menjadi ungkapan langka. Bahkan, ada kebiasaan tersenyum sinis untuk menerima predikat nomor “buncit” mengenai kinerja sumber daya manusia Indonesia di pasaran global, “rangking” untuk negara yang sarat korupsi, dengan berpikiran:”Ah.., yang penting bukan saya…!” Pertanyaan untuk kita semua adalah, apa yang sebenarnya bisa kita mulai dari diri sendiri, mulai dari sekarang dan mulai dari hal yang kecil?
Berobsesi Jadi Pemenang, Kenapa tidak?
Banyak orang tua meyakinkan putra-putrinya agar tidak cemas bila tidak mendapatkan “rangking” di sekolah. Kita lupa bahwa ‘tidak perlu’-nya seorang anak menjadi pemenang di bidang akademik bukan berarti dia tidak bisa menjadi pemenang di bidang lain, seperti memenangkan permainan, olah raga, kesenian, ketrampilan bergaul, atau bahkan di situasi kemanuisaan seperti menolong orang lain. “Sense of success” perlu di upayakan sejak dini, dalam segala hal, sehingga setiap individu mempunyai keyakinan bahwa ia bisa menjadi pemenang. Selain itu latihan untuk bersikap “fair” dalam menghadapi kekalahan juga hanya bisa dirasakan individu bila ia sendiri memang tertantang untuk berlomba. Amati potensi kita baik-baik, ‘think big’, dan beraspirasi tinggi untuk membuat tantangan yang realistik.
Perlombaan
Bila ingin sungguh-sungguh jadi pemenang, jangan berorientasi ‘ke dalam’. Tidak bisa sekedar berorientasi ke internal perusahaan, internal
Lomba Memang “Fun”, tetapi Bersikaplah Serius
Lomba memang bagai permainan yang mengasyikkan tetapi upaya memenangkannya bukan lelucon. Seringkali ada tindakan tidak populer yang harus dilakukan, seperti minggir dulu, melawan arus, ciptakan hal baru, memisahkan diri untuk berlatih keras, tolak ajakan teman untuk bersantai, bahkan bersikap keras dalam mempertahankan prinsip. Semua itu akan membawa hasil akhir belakangan dan baru terasa kenikmatannya bila sudah memenangkan suatu situasi. Keluarga Item, perenang jaman dahulu, sudah berada di kolam renang sejak pukul 4 pagi. Para juara olimpiade fisika memasuki karantina selama 1 tahun, bekerja keras, berlatih dan tetap harus berupaya untuk tidak ketinggalan pelajaran sekolah. Bukankah ini sesuatu yang sangat serius? Pertanyaannya, seserius apa perjuangan kita untuk menjadi nomor satu?
Saat Ragu, Bergeraklah
Seringkali jalur karir atau studi kita meragukan. Pada saat seperti itu, yakinkan bahwa berdiam diri tidak menguntungkan. Jangan terlena dalam analisa, analisa dan analisa yang tidak membawa kita ke mana-mana. Terlena dalam analisa membuat kita bahkan ketinggalan kereta. Berpikir memang perlu, tetapi kita perlu melakukan sesuatu dan tak perlu menunggu sampai hasil pemikiran kita perfek betul. Lakukan sesuatu, dengarkan intuisi Anda, bergeraklah sesuai kata hati. Pada saatnya Anda akan menemukan jalur Anda kembali.
Lawan Sikap Kurang Percaya Diri Dengan Antusiasme.
Dalam latihan latihan ”outbound” yang kami selenggarakan, banyak sekali keberanian dimunculkan hanya karena antusiasme para peserta. Para peserta yang tidak pernah berani melewati jembatan tali tinggi akhirnya bisa memutuskan untuk melakukannya hanya karena antusiasme yang ditularkan teman-temannya. Selain kenyataan bahwa sikap antusias itu menular, sikap tersebut juga sangat berguna untuk menggali potensi ketrampilan dan kreativitas yang selama ini terbelenggu oleh rasa tidak percaya diri atau situasi emosi lainnya. Bahkan banyak pemenang yang bisa berhasil hanya dengan bermodalkan antusiasme yang tidak ada habisnya.
Relaks Setiap Saat , Bekerja Setiap Saat