“Saya introvert. Saya tidak tahu harus berkata apa, bila menghadapi klien.” . Alasan ini berulang kali keluar dari mulut beberapa orang profesional yang merasa lelah karena diuber-uber target untuk melakukan networking. Di masa sekarang, di mana membangun hubungan dengan pihak internal maupun eksternal perusahaan menjadi syarat kesuksesan pekerjaan dan kesuksesan organisasi, networking tidak lagi menjadi sesuatu yang ketrampilan yang ‘nice to have’ (bagus untuk dimiliki) tapi menjadi sesuatu yang ‘necessary to have’ (harus dimiliki). Suka tidak suka, networking adalah key performance indicator-nya para executive.
Banyak orang menganggap bahwa networking adalah dominasi orang dengan tipe kepribadian ekstrover. Ekstrover adalah mereka yang mendapatkan gairah hidup dari interaksi dengan banyak orang disekitarnya. Karakteristik ekstrover adalah luwes dalam bergaul, senang berada ditengah pesta dan bertemu dengan orang-orang baru, yang berpotensi untuk mendukung keberhasilan pekerjaannya. Networking tampaknya sudah menjadi hal yang alami bagi mereka.
Bagaimana dengan si Introver? Orang dengan tipe introver mendapatkan energi dari dalam dirinya sendiri. Mereka tidak suka dengan pesta atau pertemuan sosial yang mengharuskannya bertemu dan berbicara dengan banyak orang. Bila pun menghadiri suatu pertemuan, ia berinteraksi dengan beberapa orang-orang saja, juga lebih banyak mengambil peran sebagai pendengar. Bagi mereka yang tidak terlalu menikmati pertemuan dengan banyak orang, membangun jejaring memang membutuhkan waktu dan usaha. Pertanyaannya kemudian, apakah karakteristik seorang introver menyebabkan mereka kurang berhasil mengembangkan networking dibandingkan mereka yang ekstrover? Jawabannya: belum tentu!
Kenyataannya adalah networking tidak selalu mudah, bahkan untuk ekstrover sekali pun. Pada dasarnya networking merupakan usaha untuk mengembangkan hubungan dengan orang-orang yang ada disekitar, bisa berupa interaksi dengan orang lain ataupun pertukaran informasi. Setiap orang perlu mengembangkan ’gaya’ atau pendekatan networking yang khas dan manjur bagi diri mereka masing-masing, disesuaikan dengan karakteristik kepribadiannya. Bagi si introver, menjadi pendengar yang baik dan menunjukkan kesediaan untuk membantu orang lain, bisa jadi merupakan modal utama baginya. Membangun kepercayaan diri untuk melakukan networking dapat dilakukan dengan mendefinisikan ulang esensi dari networking, yaitu tidak hanya sekedar ’gaul’ saja atau ’luwes’ saja, tapi membangun kepercayaan dan hubungan yang bermakna dan mendukung kesuksesan pekerjaannya.
Beberapa langkah agar introver dapat mengembangkan ’gaya’ dan pendekatan khas untuk menjadi jago networking adalah:
- Eksplorasi Kelebihan, Temukan Keunggulan.
Gali kelebihan yang dapat digunakan untuk mengembangkan hubungan dengan orang lain. Beberapa di antaranya yang khas bagi introver adalah senang mendengarkan orang lain, bisa mengingat hal kecil, senang membantu, tidak sungkan memberikan pujian.
- Miliki Alternatif yang sesuai Gaya dan Kelebihan Anda.
Beberapa kegiatan ini dapat dilakukan, misalnya:
- Perkuat hubungan non-tatap muka, misalnya dengan mengirim e-mail /sms berisi cerita, anekdot, atau humor, untuk menyegarkan hubungan.
- Memanfaatkan kegiatan seminar atau training daripada pergi ke pesta.
- Kirimkan kartu ucapan selamat, sebagai tindak lanjut dari informasi yang dimiliki atas diri target networking.
- Tetapkan Target Spesifik dan Realistik
Tujuannya adalah agar Anda dapat mengukur dan mengevaluasi progress dari usaha Anda mengasah ketrampilan networking dan secara bertahap dapat meningkatkan target networking Anda. Tentukan, misalnya
- Berapa jumlah kontak atau ”say hello” dalam waktu seminggu.
- Berapa kali melakukan kegiatan bersama dengan klien atau rekan kerja sebulan sekali, bisa berupa makan siang, olah raga, atau belanja bareng.
- Berapa orang yang akan Anda dekati dalam suatu ajang networking.
- Miliki Skenario.
Tak jarang orang tipe introver merasa tidak nyaman bila harus menelpon seseorang yang belum dikenalnya. Adanya panduan dan skenario akan membantu untuk mengembangkan pembicaraan.
- Pertolongan : komoditi seorang networker
Sepanjang kita menyadari bahwa setiap orang mempunyai kebutuhan akan referensi, kita masih bisa melakukan networking. Banyak sekali orang tidak kenal restoran yang paling asik. Banyak sekali orang merasa beruntung bila diperkenalkan pada rekanan bisnis baru. Nomor nomor telpon penting sering tidak dipunyai orang lain. Semua itu bisa kita jadikan materi ”sharing” yang menarik sekaligus menguntungkan semua pihak. Dengan membiasakan hal ini hubungan tolong menolong terjadi secara wajar dan otomatis.
Membangun jejaring merupakan salah satu alat untuk membangun hubungan yang berjangka panjang. Siapapun dapat melakukannya, dan banyak alternatif untuk mewujudkannya, sesuai dengan karakteristik pribadi masing-masing. Jika Anda berperan sebagai manager, kiat ini dapat pula Anda gunakan untuk melatih dan memberi dukungan pada anak buah Anda yang introver, sehingga dapat membantunya memanfaatkan hubungan baik tersebut untuk keberhasilan dalam pekerjaannya.
(Ditayangkan di KOMPAS, 10 Juni 2006)