Jika kita lihat permasalahan-permasalahan social di sekililing kita, mulai dari masalah-masalah pendidikan, anak jalanan, pengangguran, kemiskinan, AIDS dan masih banyak lagi, maka tidak dapat kita ingkari bahwa masih banyak masalah social di Indonesia memang butuh penanganan yang serius dan professional. Memang sejak satu decade terakhir ini banyak sekali bermunculan organisasi social.
Sayangnya, di masyarakat kita ada semacam prasangka, bahwa bekerja di sebuah lembaga social dianggap kurang ‘keren’, karena yang bekerja disana hanyalah ibu-ibu yang memang sudah mapan, tukang ngerumpi. Atau orang yang bekerja di lembaga social haruslah orang-orang yang bersedia bekerja tanpa pamrih. Tentu saja prasangka ini tidak benar. Jika seorang wanita memang memiliki kemampuan dan kemauan yang sesuai, kenapa tidak?
Kasus:
Setelah selesai menuntut ilmu di luar negeri, Reny yang mengambil jurusan pengembangan masyarakat negara berkembang sedang mempertimbangkan kemungkinan bekerja di salah satu lembaga social. Namun ia menjadi ragu karena keluarga maupun kerabatnya semua tidak setuju. Macam-macam pendapat mereka, ada yang mengatakan”….jauh-jauh belajar ke luar negeri, kenapa tidak kerja kantoran saja?”, atau “Akh, mau jadi apa kamu disana, itu
Henny mempunyai pengalaman yang berbeda. Dengan latar belakang ilmu pendidikan jurusan kesejahteraan keluarga, pada suatu hari Henny ditawari bekerja sebagai kepala panti asuhan yang dikelola sebuah yayasan internasional. Memang sejak kecil ia bercita-cita untuk mengurus yatim piatu. Sejak ia masuk, ia membuat sejumlah perencanaan jangka panjang maupun jangka pendek. Orang-orang yang mengenalnya tidak akan mengantakan bahwa ia bekerja ‘setengah hati’ apalagi ‘asal-asalan’. Henny merasa sangat tertantang dengan tanggung jawabnya. Karena usahanya, panti asuhan yang dipimpinnya sudah mampu berswadaya, sehingga mereka tidak sepenuhnya tergantung pada sumbangan dari pihak lain. Tentu saja hal ini sangat membuatnya bangga dan menikmati pekerjaannya. Apa rahasianya?
Dari kasus Reny dan Henny di atas, pertimbangan apa saja yang harus dilakukan sebelum bergabung dengan lembaga social? Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan untuk dapat bekerja secara professional di lembaga social?
- Temukan Nilai
Masing-masing dari kita memiliki nilai yang berbeda. Bagi Nani hal yang ia anggap penting dalam hidupnya adalah membantu orang lain secara konkrit. Ia senang berada di antara anak-anak kecil, itupun sebabnya ia mengambil memilih melanjutkan pendidikan ke IKIP. Nani memang menyadari bahwa bekerja sebagai kepala panti asuhan, tidak akan menjanjikan jenjang karir dan gaji yang besar, tetapi bagi Nani keterbatasan ekonomi justru merupakan tantangan yang menarik.
Jadi jika Anda mempertimbangkan untuk bekerja pada sebuah lembaga social, maka nilai yang Anda anut haruslah sama dengan nilai yang dianut lembaga tersebut. Tidak ada nilai pribadi yang baik ataupun yang buruk. Yang penting adalah memilih bekerja yang nilainya sesuai dengan nilai Anda.
- Sadari Motivasi Diri
Bekerja di lembaga social bukan berarti Anda selalu harus berhati besar seperti ibu Theresa. Tidak ada salahnya jika ada hal-hal yang ingin kita dapatkan dengan bekerja di lembaga social. Alasan karena kasihan biasanya tidak akan bertahan lama.
- Bersikap dan Bertindak Profesional
Bekerja di lembaga social adalah pekerjaan yang penting dan justru sangat membutuhkan profesionalisme.
· Dalam setiap organisasi yang telah disahkan sebagai suatu lembaga social akan ada struktur organisasinya. Memang struktur organisasinya tidak akan sama seperti di perusahaan, tetapi minimal akan ada ketua, sekretaris dan bendahara. Kadang-kadang ada jabatan-jabatan yang dapat dirangkap, namun tetap saja semua tugasnya harus dijalankan sesuai dengan job description yang telah disepakati.
· Komitmen: Memang biasanya suasana kerja non formal dan lebih kekeluargaan daripada di perusahaan atau lembaga pemerintahan, tetapi hal ini bukan berarti Anda tidak professional. Secara berkala tetap ada pertanggung jawaban yang harus diselesaikan dan justru karena pekerjaan di lembaga social ini sangat penting, Anda tidak dapat meremehkan tugas dan harus bekerja sebaik-baiknya.
· Disinilah letak tuntutan komitmen untuk bekerja secara professional
· Dan secara berkala harus dilakukan pertanggung jawaban
· Penghargaan terhadap diri: jika Anda memang berminat untuk bekerja di lembaga social, pilihlah lembaga dimana kemampuan Anda benar-benar dibutuhkan sehingga Anda dapat mengatakan: “Saya memang orang yang paling sesuai untuk pekerjaan ini, saya kompeten dan ahli di bidang ini!”
· Penghargaan terhadap pekerjaan: Apapun nilai dan motivasi untuk bekerja di lembaga social, sikap dan tindakan kita haruslah tetap mencerminkan sikap professional. Kita harus dapat mengatakan: “Ini adalah profesi saya, yang saya pilih sendiri dan karenanya saya ingin bekerja sungguh-sungguh mungkin.”
· Miliki standar kerja: Pekerjaan apapun yang Anda pilih, ada standar-standar kerja yang sifatnya universal sehingga Anda dapat dikatakan sebagai seseorang yang professional. Standar-standar tersebut antara lain adalah: bekerja dengan perencanaan, jaga kualitas, tepat waktu dan teliti.
Dengan mempertimbangkan beberapa hal yang telah dijelaskan diatas, niscaya Anda akan lebih yakin dalam memutuskan apakah bekerja di lembaga social memang tepat untuk Anda. Profesionalisme atau tidaknya Anda ditentukan oleh sikap kerja Anda sendiri dan pada akhirnya Anda juga yang akan merasakan kepuasannya.