was successfully added to your cart.

PEMIMPIN KONSISTEN

PEMIMPIN KONSISTEN

Dalam beberapa kesempatan, terkadang kita mengalami situasi ketika pemimpin dianggap berbohong oleh pengikutnya. Berbohong di sini bisa beragam perwujudannya.

BISA saja pemimpin tersebut ingkar janji, tidak sama perkataannya dari waktu ke waktu, ataupun mengubah prioritasnya sehingga tidak merealisasikan apa yang pernah diutarakannya sebagai sasaran. Artinya, belum ada konsistensi penuh antara ucapan yang lalu dan yang sekarang.

Konsistensi adalah karakter yang memiliki pengaruh paling kuat pada kebanyakan pemimpin dunia. Dari beberapa studi didapatkan bahwa pengikut lebih menghargai dan mengagumi pemimpin yang konsisten daripada yang tidak. Hal ini karena dengan konsistensi artinya pengikut mengetahui arah akhir tujuan yang akan mereka capai bila mereka bekerja bersama-sama.

Setiap pemimpin pasti memiliki gaya kepemimpinan yang unik dikarenakan perbedaan dari kepribadian dan nilai-nilai pribadi mereka. Namun, ada satu kesamaan yang biasanya ada dalam setiap pemimpin yang sukses. Mereka memiliki self-awareness yang tinggi. Mereka mampu melakukan pendekatan dan membangun hubungan dengan anak buah, menyadari kelemahannya, tahu cara mengatasi kelemahannya, misalnya dengan mencari individu yang bisa melengkapi kinerja tim agar lebih optimal. Self awareness inilah sebenarnya yang mendorong konsistensi pemimpin karena ia sadar dengan apa yang dia janjikan dan dengan apa yang dia realisasikan. Ia sadar bahwa dirinya akan selalu menjadi sorotan dari anak buahnya.

Jeff Bezos adalah contoh seorang pemimpin yang tidak banyak bicara, tetapi banyak bekerja. Ia terkenal dengan konsistensinya terhadap pembentukan budaya dan sistem nilai di Amazon. Dengan sistem nilai yang doniman ini, setiap orang diharapkan bersikap kritis terhadap praktik-praktik yang tidak sesuai dengan apa yang sudah merupakan komitmen bersama.

Lain lagi dengan Jack Welch yang terkenal galak dan bahkan sesekali kasar. Semua orang tahu ancaman darinya bila tidak mencapai target. Sasaran sudah digariskan semenjak awal. Ia begitu konsisten menjalankan ancamannya, tidak menerima argumentasi yang menurutnya tidak masuk akal.

Marc Benioff, CEO dari perusahaan Salesforce ini cukup unik dan konsisten. Ia sangat peduli dengan dampak sosial dan tanggung jawab perusahaannya dengan pendekatan social consciousness-nya. Ia tidak akan menunggu lama untuk berespons terhadap kebijakan pemerintah dengan selalu mengutamakan apa yang dipandang terbaik bagi masyarakat.

Tidak ada model kepemimpinan yang one-size-fits-all. Setiap model kepemimpinan memiliki kekhasannya masing-masing, lengkap dengan segala aspek positif dan negatif yang mengikutinya disesuaikan dengan situasi maupun sifat bisnis yang berbeda-beda. Namun, pemimpin yang konsisten terhadap komitmennya, bisa membangun tim yang akan membelanya dan bersedia berjuang bagi perusahaan karena mereka memahami apa yang diperjuangkan oleh pemimpinnya.

Kita hidup di dunia yang serba cepat, senantiasa berubah, ambigu, dan susah ditebak. Pemimpin yang menampilkan konsistensi membawa rasa aman dan kepastian pada diri pengikutnya.

 

3 area kritikal yang membutuhkan konsistensi

Walaupun tugas pemimpin itu banyak, ada beberapa hal hal yang perlu dipegang oleh seorang pemimpin sehingga ia bisa tampil sebagai orang yang konsisten.

Pertama, seorang pemimpin tidak boleh membuat komitmen terlalu banyak. Less is more. Ia sebaiknya membuat komitmen pada hal-hal yang super penting saja. Tidak lebih dari 3-5 komitmen. Komitmen pun harus kuat dan bisa menghadapi beragam situasi yang tidak menentu.   

Kedua, konsisten dalam mood, kebiasaan, dan pengambilan keputusan. Pada terbitan September 2010, Harvard Business Review membahas mengenai kesalahan-kesalahan yang sering dibuat pemimpin. Salah satunya adalah sikap inkonsisten pemimpin dalam ekspresi mood, tingkah laku dan pengambilan keputusan. Seorang pemimpin harus sadar bahwa suka tidak suka, ia senantiasa berada di atas panggung, selalu disorot, dan dijadikan patokan.

Ketiga, konsisten dalam menjaga brand image di mata pelanggan.

Kita semua tahu, bahwa kita hidup dari pelanggan sehingga tidak mungkin kita tidak memperhatikan bagaimana pelanggan melihat perusahaan dan diri kita sebagai representasi perusahaan. Apa yang kita tampilkan dan janjikan pada pelanggan perlu dijaga konsistensinya.

Tingkatkan “consistency quotient”

Dengan bersikap inkonsisten, sebenarnya seorang pemimpin merusak rasa percaya, mengurangi produktivitas, meningkatkan stres, dan mengurangi engagement. Bentuk inkonsisten ini bisa berwujud tingkah laku tebang pilih, tidak memperlakukan anak buah secara adil, atau memaksa orang lain untuk mengikuti standar tertentu ketika ia sendiri tidak melakukannya.

Itulah sebabnya, kita perlu menjaga kesadaran agar konsistensi kita terus meningkat kadarnya, tidak lekang dimakan waktu.

Seorang pemimpin bisa menjaga konsistensinya melalui beberapa kebiasaan beriku ini,

Pertama, banyak berhubungan dan berkomunikasi dengan bawahan akan membuat suasana lebih transparan dan demokratis sehingga bawahan bisa mengingatkan pada komitmen kita bilamana kita lupa. Komunikasi one-on-one yang intensif bisa membuat seorang pemimpin menjadi lebih dewasa, melalui masukan-masukan yang didapatkannya dari bawahan.

Follow up dan follow through adalah kata kunci konsistensi yang akan menciptakan peace of mind. Say what you mean and mean what you say.

Terakhir, bersikaplah setia pada komitmen, pada bawahan dan program yang sudah kita canangkan.

Semua pemimpin, tidak terkecuali, termasuk presiden sekalipun perlu menjaga peningkatan Cobnsistency Quotient-nya.

Diterbitkan di harian Kompas karier 26 Oktober 2019.

#experd #expert #experdconsultant #leader #leadership #consistent

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi marketing@experd.com