was successfully added to your cart.

PE DE

KETIKA berbicara mengenai spesifikasi para professional, terutama pemimpin, sering kali kita menyebutkan berpikir strategis, komunikasi, pengambilan keputusan, sampai networking sebagai kriteria utamanya. Tidak banyak yang menyebutkan kepercayaan diri sebagai hal yang perlu dinilai lagi. Mungkin karena menganggap bahwa pemimpin sudah pasti percaya diri atau memang hal ini tidak signifikan menentukan sukses orang.

Namun, dalam pergaulan sehari-hari, kita banyak menemui keluhan bahwa seseorang yang sudah mencapai tingkat kepemimpinan yang mapan sekalipun sering terlihat tidak percaya diri. Dan, hal ini tercermin dalam sikapnya yang tidak memancarkan optimisme, reaktif terhadap fakta yang mengkhawatirkan, padahal dalam keadaan terjepit ia bisa membuktikan bahwa ia mampu mencari solusinya.

Tidak jarang mereka juga menunjukkan ketidak-pede-annya ini dengan menjatuhkan pihak yang lebih lemah. Steve Kerr, seorang coach bola basket yang terkenal mengatakan, "As a leader one of the things that's most important is to know your team needs to see you as confident.” Dari sini, kita melihat betapa pentingnya kepercayaan diri bagi kekuatan kepemimpinan seseorang. Banyak tulisan manajemen mengatakan, very few people succeed in business without a degree of confidence.

Kita memang selalu akan mengalami pukulan. Tidak hanya dari eksternal dalam arti pelanggan, perubahan peraturan pemerintah, atau kondisi VUCA, tetapi juga dari teman sendiri, atasan atau bahkan bawahan. Di sini, kita bisa melihat lebih jelas bahwa kepercayaan diri perlu menjadi teman sejati seorang pemimpin.

Orang tidak mau mempunyai panutan yang penuh kecemasan. Kecemasan itu menular, tetapi sebaliknya, kepercayaan diri pun menular dan bahkan meningkatkan produktivitas. Kerr mengatakan, bila sedang khawatir, Anda harus bisa menyembunyikan kekhawatiran ini dan menampilkan kepercayaan diri. Hal ini sangat penting bagi semangat tim.

Ketegaran diri, penghargaan diri, dan kepercayaan diri

Albert Bandura, seorang psikolog asal Kanada mengatakan, bila membicarakan kepercayaan diri (self confidence), kita perlu mengkaitkan dengan penghargaan diri (self esteem) dan ketegaran diri (self efficacy). Kepercayaan diri adalah rasa yakin individu pada kemampuan, kapasitas dirinya, dan kemampuannya menghadapi tuntutan yang akan ia hadapi. Kepercayaan diri ini datang dari dua sumber tersebut.

Penghargaan diri adalah keyakinan bahwa individu merasa cukup berharga di mata orang lain dan dirinya sendiri. Sementara itu, ketegaran diri adalah keyakinan individu terhadap kapasitasnya untuk mempengaruhi situasi yang ia hadapi dalam hidupnya di masa depan.

Penghargaan diri lebih present focused, sementara ketegaran diri lebih future-looking belief.  Kedua mekanisme inilah yang memengaruhi kepercayaan individu dalam kehidupan sehari-harinya. Bisa saja, seseorang nyaman dalam penghargaan dirinya, tetapi ia tidak mempunyai rasa tegar, atau sebaliknya. Di sinilah kepercayaan diri menjadi tidak stabil.

Mengembangkan kepercayaan diri seumur hidup

Ada orang yang merasa tidak percaya diri yang bisa menceritakan masa lalunya yang tidak menyenangkan sehingga self esteem-nya tidak pernah positif dan membuatnya sampai sekarang merasa tidak pe-de. Namun, ada juga yang tidak menemukan penyebab yang spesifik dan tidak bisa menyalahkan keadaan tertentu, tetapi tetap saja tidak sanggup melawan rasa cemasnya.

Banyak orang di sekitarnya akan menyebutkan semua kekuatan dirinya yang jelas terlihat dari luar lalu mengatakan, “Tidak ada alasan kamu untuk tidak pe-de! Percaya diri lah kamu!” Apakah cukup sampai di sini? Bagaimana persisnya individu dapat meningkatkan kepercayaan dirinya? Beberapa ahli membuat penelitian terhadap kelompok-kelompok pekerja dan mendapatkan bahwa orang bisa meningkatkan kepercayaan dirinya bila ia meningkatkan produktivitas. Lapangan kerja sebenarnya adalah lahan yang empuk untuk melatih kepercayaan diri. Seseorang yang merasa berhasil akan mampu menumpuk keyakinannya dan ini merupakan vitamin untuk meningkatkan kepercayaan diri.

Menurut Amy Cuddy, psikolog Harvard, kepercayaan diri bisa dipupuk dari hal yang paling sederhana seperti memperbaiki postur tubuh. Postur tegak dan menjaga tulang belakang agar selalu lurus dan panjang bisa berpengaruh positif terhadap kerja hormon kita. Mengingat rasa takut dan khawatir berkaitan juga dengan kerja hormon tubuh, dengan meluruskan tulang belakang, tubuh kita mengirimkan signal ke otak bahwa kita siap menerima tantangan. Untuk benar-benar merasa energik, berolahraga teratur pun sangat berguna. Disinilah ketegaran diri berpengaruh terhadap kepercayaan diri kita.

Hal kedua yang bisa kita lakukan adalah berlatih untuk meningkatkan kesadaran. Kita perlu belajar mengosongkan pikiran sehingga bisa lebih tajam dalam mengamati lingkungan sekitar. Dengan olah nafas yang baik, kita bisa lebih berkawan dengan diri, menerima diri, dan pada akhirnya bisa meningkatkan self esteem kita.

Sesudah penguatan fisik ini, kita mulai memikirkan kapasitas energi kita dan memahami bahwa stres justru bisa membuat kita selalu waspada dan mengeluarkan energi lebih. Pada saat ini, kita juga bisa memulai reframing dan rewording kata-kata yang mencemaskan dan negatif menjadi kata-kata magic yang menyemangati.  Singkirkan kata-kata yang membandingkan diri kita dengan orang lain.

Kemudian, kita perlu bisa memvisualisasikan keadaan-keadaan ketika kita lebih pe-de dari biasanya. Rasakan kenyamanannya sehingga kita ingin menuju ke situasi itu lagi. Jadikan situasi ini tujuan kita dan buatlah sasaran yang konkrit dan lebih baik. Jangan lupa memberi kesempatan pada diri sendiri untuk berbuat salah, menjalani proses, dan mengambil risiko juga. Allow yourself to be a learner, to be a novice.

Hal paling penting dan secara rutin perlu kita lakukan adalah mengatakan hal-hal positif pada diri sendiri. Umpan balik dari orang lain baik, tetapi yang lebih baik lagi adalah umpan balik positif dari diri sendiri.

 “Approve of yourself; be the one that says the words of encouragement you long to hear.”

Diterbitkan di harian Kompas Karier, 23 Februari 2019.

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi marketing@experd.com