was successfully added to your cart.

Urgently Wanted: Profesional Kreatif

Kreativitas dikenal sebagai dominasi orang di dunia periklanan, marketing dan para artis. Para CEO hebat sering diidentifikasi sebagai orang yang melakukan terobosan, berani mengambil resiko, tetapi jarang sekali kita mengidentifikasikan si penerobos dan pembaharu itu sebagai orang yang kreatif. Akibatnya, kompetensi kreativitas ini kemudian di anggap bukan prioritas dalam dunia profesional, atau katakanlah tidak populer.



Di dunia bisnis saat ini yang memaksa perusahaan untuk terus-menerus menelurkan inovasi, top manajemen dan para manajer ketar – ketir mengeluhkan karyawan-karyawan yang ‘otaknya malas’ dan tidak aktif memeras otak. Dikeluhkan tidak munculnya ‘Einstein’ baru yang bisa melakukan terobosan.



Salah kaprah dalam pengertian kreativitaslah yang seringkali membuat orang tidak mendorong dirinya menjadi pribadi kreatif. Gejala kreativitas, pertama-tama diwarnai oleh lancarnya ide pemecahan masalah diproduksi dalam proses berpikir seseorang. Apapun bentuk idenya, yang penting ide itu keluar tanpa hambatan dan sikap ragu ragu. Ide kreatif tidak selamanya harus orisinil, pengembangan dari ide orang lain, atau integrasi dari beberapa ide orisinil pun sudah kreatif. Hal yang juga sering dilupakan adalah bahwa orang yang kreatif sanggup melihat esensi permasalahan dengan jitu!



Semakin dicari – seperti barang antik – kreativitas juga terasa makin langka. Sebaliknya, kreativitas juga dapat dengan mudah ‘dibunuh’ dan dipasung. Butuh upaya, teknik dan dukungan lingkungan untuk ‘melahirkan’ dan ‘menyuburkan’ profesional yang kreatif.



Berpikir ‘BISA’



Hambatan utama bagi tumbuhnya kreativitas adalah dalam mindset, pikiran Anda, yaitu ketika Anda mengatakan, “tidak mungkin..”, “tidak ada yang pernah coba”,”Saya tidak kreatif..”. Satu-satunya jalan adalah dengan membuka kunci pikiran Anda. Ganti mindset baru yang selalu mengatakan ‘BISA’, dan gunakan kalimat positif yang membuka jalan ke arah kreativitas, seperti,”Pasti ada jalan lain..”. “kita carikan jalan keluar..”,”Selalu ada solusi.”. Genjot pikiran untuk selalu ‘think beyond’ dengan mengatakan: “kenapa tidak?!?”



Berani Ambil Risiko, Trampil Hitung Risiko.



Manusia memang tidak mau rugi, tidak ingin sakit. Namun, sikap yang perlu dibangun untuk mengasah kreativitas adalah sikap untuk mau menerima kegagalan sebagai bagian dari proses, bersikap kompromi terhadap kesulitan, dan berani ambil resiko terhadap kemungkinan kegagalan atau tidak optimalnya implementasi.



Jika Anda adalah seorang atasan, bantu anak buah untuk bangkit dan belajar dari kesalahannya, alih-alih menyalahkan dan tidak memberinya lagi kesempatan. Memang, kita sangat perlu menggunakan teknik-teknik menghitung risiko, agar terhindar dari membuat kesalahan yang ‘konyol’ atau kesalahan yang berulang-ulang. Hitunglah berdasarkan waktu yang paling singkat, biaya yang paling murah, kerugian yang bersedia ditanggung, dan bersikaplah antisipatif dengan membuat rencana cadangan dan alternatif tindakan. Yang terpenting adalah membangun lingkungan dan budaya untuk memfasilitasi belajar dan mengambil pelajaran dari kesalahan yang dibuat. Ingat kalimat bijak, ‘People who never fail are those who never try. If you never try you can never succeed



Asah Teknik Menggali Ide Kreatif



Banyak orang tahu perlunya menggali ide kreatif. Banyak buku yang mengulas teknik-teknik populer dan kiat-kiat, misalnya brainstorming, mind-mapping, asosiasi bebas, menggunakan teknik fishbone untuk mengklarifikasi akar masalah. Namun demikian, di dunia bisnis di negara kita, sangat dikenal acara rapat yang ‘one way communication’. Artinya atasan banyak bicara dan memberi “arahan” kepada bawahan, sementara bawahan tidak bertanya, apalagi mengeluarkan usulan kreatif. Kebiasaan ‘meeting’ seperti inilah yang perlu diubah. Seorang atasan yang berpikiran maju mengatakan: “Di dalam gaji Anda terkandung keharusan untuk mengeluarkan semua ide di rapat. Jadi yang diam saja, berarti melakukan korupsi pemikiran!”



Senantiasa Bangunkan Otak


Waspadai ketika pikiran kita sedang malas dan senantiasa bangunkan otak Anda. Caranya adalah dengan senantiasa menyerap dan mencerap hal-hal baru. Tingkatkan kerja panca indera Anda dengan melihat, mendengar, meraba, merasa secara lebih intensif dan sengaja. Pasang mata telinga Anda tajam-tajam, dan berusahalah memahami bahkan menikmati apa yang Anda lihat dan dengar dalam tiap kesempatan, membaca, mencatat, mendengarkan radio, mendokumentasikan artikel menarik, benchmark dan travelling. Dengan demikian Anda mendapatkan lebih banyak ide dari berbagai sumber yang tidak terbatas. Proses curiousity (rasa ingin tahu) dan latihan observasi ini sendiri juga adalah proses kreativitas. Tanpa terasa, hasil pengamatan anda ini akan menjadi narasumber ketika Anda membutuhkan ide solusi tertentu.
For further information, please contact marketing@experd.com